Secara etimologi kata Tupa yang menjadi nama desa atau yang disebut Desa Tupa, diambil atau berasal dari kata dasar kata benda “Tupa” Bahasa Gorontalo (BG) yakni benda yang digunakan sebagai alat ukur atau takaran, sebelum masyarakat Gorontalo mengenal ukuran liter dsb. Volumenya diperkirakan satu setengah liter. Bentuknya sejenis ember kecil, yakni bagian atas lebih besar dari bagian bawah. Sehubungan dengan masyarakat yang menghuni atau mendiami suatu wilayah atau lingkungan berada pada suatu wilayah yang dikelilingi oleh gunung yang bentuknya mirip ukuran atau takaran yang dimaksud sehingga masyarakat (penduduk) menamakan wilayah tersebut dengan nama Tupa. Dalam proses selanjutnya terbentuklah nama kampung Tupa atau saat ini dikenal dengan nama Desa Tupa.
Menurut cerita rakyat secara turun temurun bahwa wilayah yang pertama didiami masyarakat adalah dusun 1 (kopi). Berhubung dengan masyarakat (penduduk) hanya berada pada suatu wilayah (tempat) yang mudah diukur yang diasosiasikan dengan ukuran-ukuran Tupa atau dengan ungkapan kalimat “Ito Boti Bo Ngotupaloma’o”. Artinya kita ini hanya berada dalam suatu tempat yang modelnya seperti ukuran atau takaran yang dimaksud, maka masyarakat memberi nama desa Tupa.
Desa Tupa memiliki nama lain Desa Tulo’a atau sebelumnya dikenal dengan Bahasa Gorontalo Kambungu Lo Tupa atau nama lain Bahasa Gorontalo Kambungu Lo Tulo’a.
Secara Etimologi kata Tulo’a berasal dari kata dasar kata kerja Tulo’a (tukar). Menurut riwayat atau penuturan tokoh masyarakat nama timbul pada saat wilayah Tupa atau Tulo’a masih dalam wilayah kerajaan Bulango.
Menurut kisah pada suatu ketika atau suatu hari keluarga kerajaan dan seluruh rombongan melakukan perjalanan mengunjungi wilayah-wilayahnya termasuk kampung Tupa atau kampung Tulo’a sampai ke Desa Mongillo dengan mengendarai atau menaiki kuda. Tepatnya di Desa Tupa atau sebutan lain Desa Tula’o , kuda-kuda yang dikendarai baik oleh raja maupun rombongan saling bertukaran atau dalam ungkapan kalimat Bahasa Gorontalo “Bo Lotutuloaloma” artinya “hanya saling bertukaran tanpa disengaja”. dari peristiwa inilah lahirlah nama Tulo’a yang berarti tukar.
Pada dasarnya nama Tupa atau nama lain Tulo’a masih mencakup wilayah yang cukup luas dari Dusun I (kopi) sampai dusun IV (Bintena). kedua nama tersebut digunakan secara berdampingan. Bedanya desa Tupa digunakan dalam konteks pemerintahan dan administratif sedangkan Desa Tulo’a hanya dalam bahasa tutur atau bahasa lisan. Namun dalam perjalanan sejarah, pada era reformasi terjadi pemekaran Desa Tupa dimekarkan menjadi Desa Tulo’a. Dalam arti yang sebelumnya hanya berlaku secara lisan namun saat ini menjadi nama secara administratif yakni nama desa Mekaran Desa Tulo’a (Dusun IV Bintena) selanjutnya Desa Tulo’a dimekarkan lagi menjadi Desa Kopi (Dusun I Kopi)